Apa itu Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila?
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). P5 adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. IKM P5 menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.
SMP Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Bogor adalah salah satu sekolah yang menyelenggarakan IKM dengan level Mandiri Belajar. Tahun pertama mengimplementasikan P5 untuk Tema Kearifan lokal, yaitu terkait Makanan Tradisional dan Permainan Tradisional di tanah Sunda. Peserta didik menjalani proses mengenal jenis-jenis makanan dan permainan tradisional di tanah sunda jawa Barat, mengetahui maksud dan tujuan pembuatan makanan dan permainan tradisional tersebut sampai pada proses mengaplikasikan nya.
“Permainan Sapintrong“
Permainan sapintrong (jump rope) merupakan salah satu permainan yang melibatkan aktivitas fisik yang berasal dari jawa barat. Permainan sapintrong (jump rope) serupa dengan permainan lompat tinggi, namun dalam permainan sapintrong (jump rope) tali diputar-putar oleh dua orang pemegang tali. Para pemain akan melompati tali yang berputar-putar sesuai gaya yang telah disepakati sebelumnya. Permainan sapintrong (jump rope) dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok (Kristiani, 2015). karena permainan ini relatif murah, sehingga dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Selain itu, permainan sapintrong (jump rope) memiliki banyak manfaat diantaranya dapat menstimulasi kemampuan motorik dankeseimbangan, serta menguatkan otot-otot tubuh. Hernandez et all (2009) menjelaskan bahwa jump rope merupakan latihan yang paling baik karena tidak hanya murah dan mudah digunakan, akan tetapi dapat dilakukan oleh berbagai kalangan usia untuk meningkatkan kekuatan otot-otot tubuh, koordinasi otot tubuh, keseimbangan, fleksibilitas dan ritme. Liberman & Schedlin (2008) menjelaskan bahwa jump rope bermanfaat untuk kardiovascular, koordinasi tubuh, keseimbangan, ritme, dan mengutakan otot-otot tubuh. Lebih lanjut, Lee (2007) menjelaskan bahwa jump rope dapat menstimulasi keseimbangan, koordinasi, dan konsentrasi.
contoh permainan sapintrong yang dilakukan oleh siswa siswi SMP Negeri 1 Sukaraja dalam Kegiatan Projek P5.
“Permainan Sondah/Engklek”
Sejarah Permaianan Sondah atau Engklek.
dikutip dari https://www.kompasiana.com/risal77/58f2897e8423bd5554fff579/sejarah-permainan-sondah-atau-engklek || Kreator: Risal Maulana
Mungkin untuk sebagian orang istilah Sondah belum familiar di telinga. Namun untuk sebagian besar masyarakat Jawa Barat pastinya istilah permainan Sondah sudah tidaklah asing. Sondah atau engklek menurut Winaya dalam artikelnya yang berjudul “Pengertian Sikan-Mesik-atau Engklek” adalah suatu permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar yang telah diberi garis pola kotak-kotak.
Sondah mungkin kini sudah jarang dimainkan oleh anak-anak yang berada di daerah perkotaan. Hal tersebut terjadi karena tentunya sudah banyak permainan lain yang lebih menarik dan memanfaatkan teknologi. Beda dengan anak zaman dahulu, sepulang sekolah hal yang paling dinantikan ialah bermain dengan teman-teman sekampung di luar rumah.
Konon permainan ini bukan berasal dari Indonesia, namun tidak ada bukti otentik yang menyatakan mengenai sejarah dari sondah atau engklek ini, namun permainan ini popular untuk para anak perempuan di eropa pada zaman perang dunia (Pebryawan, 2015, hlm.64). meskipun begitu Karena setelah kemerdekaan permainan ini menjadi popular di Indonesia, ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa permainan sondah ini adalah permainan yang dibawa oleh penjajah dari eropa yakni belanda yang pernah menjajah Indonesia kurang lebih 3,5 abad.
Untuk bermainan permainan tradisional ini tidak perlu membeli peralatan yang mahal atau mencari benda pendukung yang sulit, cukup memiliki sebatang kapur yang bisa kita minta dari sekolah. Lalu setiap orang diwajibkan memiliki gundu, yaitu semacam benda yang ukurannya tidak terlalu besar yang berbahan batu, potongan dinding kapur, pecahan genteng atau karet
Membuat Makanan Tradisional
Praktek membuat makanan tradisional
